• About
  • Redaksi
  • FAQ
  • Contact Us
Newsletter
Ekopolis
Advertisement
  • Home
  • Daerah
  • Kriminal
  • Parlemen
  • Bisnis
  • Politik
  • Ekonomi
  • Pendidikan
No Result
View All Result
Ekopolis
  • Home
  • Daerah
  • Kriminal
  • Parlemen
  • Bisnis
  • Politik
  • Ekonomi
  • Pendidikan
No Result
View All Result
Ekopolis
No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
  • Kriminal
  • Parlemen
  • Bisnis
  • Politik
  • Ekonomi
  • Pendidikan

Beranda » MAKHLUK SOSIAL TETAPI  KESEPIAN: FENOMENA  PSIKOLOGIS  MANUSIA DI ERA INTERAKSI DIGITAL

MAKHLUK SOSIAL TETAPI  KESEPIAN: FENOMENA  PSIKOLOGIS  MANUSIA DI ERA INTERAKSI DIGITAL

Redaksi Ekopolis by Redaksi Ekopolis
Desember 18, 2025
in Breaking News
0
189
SHARES
1.5k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

PENDAHULUAN

Manusia pada dasarnya merupakan makhluk sosial yang memiliki kebutuhan fundamental untuk berhubungan dengan orang lain. Menurut John Bowlby (1969) melalui teori attachment, kebutuhan akan kedekatan emosional merupakan aspek esensial dalam perkembangan dan kesejahteraan psikologis individu. Namun, era digital membawa perubahan besar terhadap cara manusia terhubung. Media sosial, aplikasi pesan instan, dan berbagai platform digital menciptakan bentuk interaksi baru yang cepat, praktis, tetapi belum tentu mendalam. Sherry Turkle (2011), seorang profesor MIT menyebut fenomena ini sebagai kondisi “alone together” sebuah keadaan di mana seseorang selalu terhubung secara digital tetapi merasa kesepian secara emosional.

Manusia sebagai Makhluk Sosial

Dalam psikologi, kebutuhan untuk membangun hubungan sosial dikemukakan secara mendalam oleh Baumeister dan Leary (1995) melalui konsep belongingness hypothesis, yaitu kebutuhan universal manusia untuk membentuk dan mempertahankan hubungan yang bermakna. Hubungan sosial tidak hanya menyediakan dukungan emosional, tetapi juga membantu individu membangun identitas dan harga diri. Oleh karena itu, ketika hubungan sosial terganggu atau bergeser menjadi lebih dangkal akibat pola komunikasi digital, potensi munculnya kesepian semakin besar. Hal ini menunjukkan bahwa interaksi sosial tidak dapat dinilai dari kuantitas hubungan, tetapi dari kualitas keterhubungan emosional yang tercipta.

Interaksi Digital dalam Masyarakat Modern

Teknologi digital memiliki dua sisi yang kontradiktif. Di satu sisi, media digital memberikan akses yang luas terhadap informasi dan jejaring sosial. Menurut Kaplan dan Haenlein (2010), media sosial memungkinkan terciptanya hubungan lintas geografis yang sulit terbangun pada era sebelumnya. Komunitas berbasis minat, forum dukungan emosional daring, dan kemudahan berbagi pengalaman menjadi keuntungan yang signifikan.

Di sisi lain, sifat komunikasi digital yang serba cepat dan minim ekspresi nonverbal dapat mengurangi kualitas interaksi. Turkle (2015) menegaskan bahwa penggunaan media sosial secara intens dapat melemahkan kemampuan empati karena interaksi digital cenderung terfragmentasi. Selain itu, validasi digital melalui “likes” atau komentar dapat menciptakan ketergantungan emosional yang tidak sehat.

Kesepian di Tengah Konektivitas Digital

Kesepian merupakan pengalaman emosional subjektif ketika individu merasa tidak memiliki hubungan sosial yang bermakna, meskipun secara kuantitatif ia mungkin memiliki banyak teman atau pengikut. Menurut Weiss (1973), kesepian terdiri dari dua jenis: kesepian emosional (kekurangan kedekatan intim) dan kesepian sosial (kekurangan rasa kebersamaan dalam kelompok). Dalam konteks era digital, banyak individu mengalami kesepian emosional karena interaksi virtual tidak mampu menggantikan kehangatan hubungan tatap muka. Studi oleh Twenge (2018) menunjukkan peningkatan tingkat kesepian di kalangan remaja yang memiliki intensitas penggunaan media sosial tinggi, menunjukkan adanya korelasi antara paparan digital dan isolasi emosional.

Mekanisme Psikologis yang Menyebabkan Kesepian

Fenomena kesepian pada era digital dipengaruhi oleh beberapa mekanisme psikologis. Salah satunya adalah ilusi koneksi, di mana individu merasa telah terkoneksi secara sosial padahal interaksi yang terjadi hanya bersifat dangkal. Menurut Hampton (2016), hubungan di media sosial sering kali hanya menciptakan “weak ties”, yaitu hubungan yang lemah dan minim keintiman.

Mekanisme lain adalah fear of missing out (FOMO). Penelitian oleh Przybylski et al. (2013) menunjukkan bahwa FOMO meningkatkan kecemasan sosial dan rasa tidak puas terhadap kehidupan sendiri. Media sosial memperlihatkan momen-momen terbaik orang lain sehingga mendorong munculnya perbandingan sosial, sebagaimana dijelaskan oleh Festinger (1954) dalam teori perbandingan sosial. Ketika individu merasa kehidupannya kurang menarik dibandingkan yang ditampilkan orang lain, tingkat kesepian meningkat.

Selain itu, penggunaan media sosial memicu pelepasan dopamin melalui notifikasi dan respons cepat, yang menciptakan perilaku adiktif. Alter (2017) menjelaskan bahwa pola tersebut menyerupai mekanisme adiksi, karena individu terus menginginkan respons digital meskipun tidak mendapatkan pemenuhan emosional yang bersifat jangka panjang.

Dampak Kesepian terhadap Kesehatan Mental

Kesepian berpengaruh signifikan terhadap kesehatan mental dan sosial. Cacioppo dan Hawkley (2009) menemukan bahwa kesepian kronis dapat meningkatkan risiko depresi, kecemasan, penurunan fungsi kognitif, serta gangguan tidur. Dalam konteks sosial, kesepian juga menyebabkan menurunnya kemampuan bersosialisasi dan meningkatnya perilaku menarik diri. Ketika seseorang bergantung pada interaksi digital dan menghindari hubungan tatap muka, kualitas koneksi sosial menjadi semakin rapuh, sehingga memperkuat lingkaran kesepian.

Upaya Mengatasi Kesepian dan Membangun Hubungan Bermakna

Upaya untuk mengurangi kesepian pada era digital harus dilakukan melalui peningkatan kualitas interaksi, bukan hanya kuantitas. Penelitian oleh Dunbar (2010) menunjukkan bahwa manusia hanya mampu mempertahankan sejumlah kecil hubungan dekat secara efektif, sehingga selektivitas dalam pertemanan menjadi faktor penting. Interaksi tatap muka perlu diperbanyak karena komunikasi langsung memungkinkan hadirnya ekspresi emosional yang tidak dapat tercapai melalui media digital.

Selain itu, literasi digital dan digital well-being perlu ditanamkan agar individu mampu mengelola waktu penggunaan media sosial secara sehat. Self-awareness juga diperlukan agar individu dapat mengevaluasi bagaimana media sosial memengaruhi suasana hati dan kesehatan mentalnya. Bergabung dalam komunitas offline, terlibat dalam kegiatan sosial, dan membangun kedekatan berbasis empati merupakan langkah penting dalam membentuk hubungan yang lebih autentik dan memuaskan secara emosional.

PENUTUP

Meskipun teknologi digital memperluas kesempatan berkomunikasi, kualitas keterhubungan manusia sering kali menurun akibat pola interaksi yang terlalu dangkal. Manusia tetap membutuhkan hubungan yang hangat, intim, dan autentik untuk mencapai kesejahteraan emosional. Fenomena kesepian di era digital merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor psikologis seperti FOMO, perbandingan sosial, ilusi koneksi, dan ketergantungan terhadap sistem reward digital. Oleh karena itu, penting bagi individu dan masyarakat untuk menyeimbangkan antara hubungan digital dan tatap muka serta mengembangkan kesadaran untuk membangun hubungan sosial yang lebih bermakna.

Penulis: Anya Adliliani (01101425078), Ramla Salaila (01101425077), Raditia N. Yusuf (01101425069).

DAFTAR PUSTAKA

Alter, A. (2017). Irresistible: The Rise of Addictive Technology and the Business of Keeping Us Hooked. Penguin Press.

Related articles

Abdul Hamid Sukoli Lantik Pengurus IKAAL Popayato Periode 2025–2028

Abdul Hamid Sukoli Lantik Pengurus IKAAL Popayato Periode 2025–2028

Desember 28, 2025

TRANSFORMASI DIRI: SENI MENJADI DIRI SENDIRI

Desember 17, 2025

Baumeister, R. F., & Leary, M. R. (1995). The Need to Belong: Desire for Interpersonal Attachments as a Fundamental Human Motivation. Psychological Bulletin, 117(3), 497–529.

Bowlby, J. (1969). Attachment and Loss: Vol. 1. Attachment. Basic Books.

Cacioppo, J. T., & Hawkley, L. C. (2009). Perceived Social Isolation and Cognition. Trends in Cognitive Sciences, 13(10), 447–454.

Dunbar, R. (2010). How Many Friends Does One Person Need? Dunbar’s Number and Other Evolutionary Quirks. Faber & Faber.

Festinger, L. (1954). A Theory of Social Comparison Processes. Human Relations, 7, 117–140.

Hampton, K. (2016). Persistent and Pervasive Community: New Communication Technologies and the Future of Community. American Behavioral Scientist, 60(1), 101–124.

Kaplan, A. M., & Haenlein, M. (2010). Users of the World, Unite! The Challenges and Opportunities of Social Media. Business Horizons, 53(1), 59–68.

Przybylski, A. K., et al. (2013). Motivational, Emotional, and Behavioral Correlates of Fear of Missing Out. Computers in Human Behavior, 29(4), 1841–1848.

Turkle, S. (2011). Alone Together: Why We Expect More from Technology and Less from Each Other. Basic Books.

Share76Tweet47Send
Redaksi Ekopolis

Redaksi Ekopolis

Related Posts

Diduga Bentukan Oknum DPRD Parigi Moutong, Organisasi Baru Justru Terima Dana Hibah yang Selama Ini Diperuntukkan KPMIPM

Diduga Bentukan Oknum DPRD Parigi Moutong, Organisasi Baru Justru Terima Dana Hibah yang Selama Ini Diperuntukkan KPMIPM

by Redaksi Ekopolis
Desember 11, 2025
0

EKOPOLIS.CO.ID, Parigi Moutong — Penyaluran dana hibah Pemkab Parigi Moutong tahun ini kembali menjadi sorotan setelah Kerukunan Pelajar dan Mahasiswa...

Yayasan Bahrul ulum ayatul Husna hadir untuk negeri

Yayasan Bahrul ulum ayatul Husna hadir untuk negeri

by Redaksi Ekopolis
November 29, 2025
0

EKOPOLIS.CO.ID - Yayasan ini di dirikan pada tanggal 01 Oktober 2024 berfokus pada pendidikan islami, dan telah di resmikan pada...

Krisis kepercayaan masyarakat terhadap polri atas tindakan represif terhadap mahasiswa dimapolda Gorontalo

Krisis kepercayaan masyarakat terhadap polri atas tindakan represif terhadap mahasiswa dimapolda Gorontalo

by Redaksi Ekopolis
November 25, 2025
0

EKOPOLIS.CO.ID - Gusnar Rupu Salah satu aktivis Pohuwato mengecam keras atas tindakan kepolisian dalam menangani massa aksi dimapolda Gorontalo terkait...

Momen Haru dan Bangga: Syukuran Penutupan TMMD Ke-126 Dipimpin Dandim 1315/Kabgor, Janji Pembangunan Desa Terpenuhi

Momen Haru dan Bangga: Syukuran Penutupan TMMD Ke-126 Dipimpin Dandim 1315/Kabgor, Janji Pembangunan Desa Terpenuhi

by Redaksi Ekopolis
November 8, 2025
0

EKOPOLIS.CO.ID - Suasana haru dan bangga menyelimuti Kantor Desa Tonala, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo, pada hari ini, Kamis (6/11/2025),...

Aktivis Pohuwato, Irsat Mengecam Dugaan Pelecehan Seksual Oknum Guru di MTS Nahdatul Khairaat.

Aktivis Pohuwato, Irsat Mengecam Dugaan Pelecehan Seksual Oknum Guru di MTS Nahdatul Khairaat.

by Redaksi Ekopolis
November 25, 2025
0

EKOPOLIS.CO.ID - Menanggapi peristiwa dugaan pelecehan seksual yang beredar di Media Sosial baru-baru ini, Aktivis Gorontalo Irsat sangat mengecam tindakan...

Load More
  • Trending
  • Comments
  • Latest
DI DUGA LANGGAR KESEPAKATAN MUSYAWARAH, KARANG TARUNA DESA TRIKORA GERAM ATAS SIKAP KADES

DI DUGA LANGGAR KESEPAKATAN MUSYAWARAH, KARANG TARUNA DESA TRIKORA GERAM ATAS SIKAP KADES

Desember 2, 2025
Diduga Bentukan Oknum DPRD Parigi Moutong, Organisasi Baru Justru Terima Dana Hibah yang Selama Ini Diperuntukkan KPMIPM

Diduga Bentukan Oknum DPRD Parigi Moutong, Organisasi Baru Justru Terima Dana Hibah yang Selama Ini Diperuntukkan KPMIPM

Desember 11, 2025
Rifkian., (foto istmwa)

Warga Olonggata Resah: Tanpa Tanggul, Ombak Kian Mengancam — Pemerintah Diminta Bertindak Cepat

Desember 9, 2025
Dinilai Tidak Mampu menjalankan tugas, Kepala Inspektorat Pohuwato Diminta Mundur atau Di Copot.

Dinilai Tidak Mampu menjalankan tugas, Kepala Inspektorat Pohuwato Diminta Mundur atau Di Copot.

Desember 4, 2025

Bitcoin Is ‘Definitely Not a Fraud,’ CEO of Mobile-Only Bank Revolut Says

0

High-Speed Traders In Search of New Markets Jump Into Bitcoin

0

Wolf Of Wall Street Says Bitcoin Could Hit $50K Before Crashing

0

Cryptocurrency Breaches $9,000 For First Time Since November

0
Abdul Hamid Sukoli Lantik Pengurus IKAAL Popayato Periode 2025–2028

Abdul Hamid Sukoli Lantik Pengurus IKAAL Popayato Periode 2025–2028

Desember 28, 2025
Kabupaten Gorontalo Darurat Agraria: Klaim Sepihak LP2B Bikin Warga Terkatung, Kepala BPN Diminta Dicopot

Kabupaten Gorontalo Darurat Agraria: Klaim Sepihak LP2B Bikin Warga Terkatung, Kepala BPN Diminta Dicopot

Desember 26, 2025
Pemuda Popayato Barat Tolak Ekspansi Perusahaan: “Jangan Rampas Lahan Pertanian Kami dengan Dalih Hutan Lindung!”

Pemuda Popayato Barat Tolak Ekspansi Perusahaan: “Jangan Rampas Lahan Pertanian Kami dengan Dalih Hutan Lindung!”

Desember 26, 2025
Dugaan Nepotisme di Bone Bolango Menguat, Aktivis Soroti Pelantikan Anak dan Menantu Bupati

Dugaan Nepotisme di Bone Bolango Menguat, Aktivis Soroti Pelantikan Anak dan Menantu Bupati

Desember 23, 2025
Ekopolis

© 2025 Ekopolis.co.id - Hosted by MJP Cloud Services

Navigate Site

  • About
  • Redaksi
  • FAQ
  • Contact Us

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Daerah
  • Kriminal
  • Parlemen
  • Bisnis
  • Politik
  • Ekonomi
  • Pendidikan

© 2025 Ekopolis.co.id - Hosted by MJP Cloud Services

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.